PROTOTIP BIOLOGI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN
                Pengembangan  jaringan syaraf tiruan diilhami oleh kerja otak manusia yang dapat mengenali  pola gambar atau citra, pola suara atau hal-hal lain dengan mudah. Model  jaringan syaraf Tiruan terdiri dari elemen-elemen komputasional yang disebut  neuron dan tersusun secara paralel dengan pola yang saling berhubungan dimana  elemen-elemen penyusunnya meniru struktur jaringan syaraf biologis.  
 Dengan struktur paralel  ini mungkinkan pencarian dengan cepat berbagai dugaan atau tanggapan secara  bersamaan atau paralel. Di samping itu model ini mampu memberikan tingkat  toleransi kesalahan lebih tinggi dibandingkan dengan komputasi konvesional. Hal  ini disebabkan penggunaan neuron yang memproses sebagian kecil dari pada suatu  tugas. Kerusakan pada sejumlah kecil neuron tidak akan mempengaruhi kinerja  seluruh jaringan (Nelson dan Illingwort, 1991).
               Keadaan di  atas membuat jaringan syaraf tiruan sangat cocok untuk aplikasi yang berkaitan  dengan pengenalan pola, penggolongan pola yang bervariasi. Pola-pola yang  mengalami gangguan masih dapat diidentifikasi dengan jaringan syaraf tiruan ini.
 JARINGAN SYARAF TIRUAN  SEDERHANA
               Secara  prinsip, jaringan syaraf tiruan dibangkitkan oleh serangkaian masukan (input)  yang masing-masing menggambarkan keluaran (output) neuron yang lain. Setiap  masukan dikalikan dengan suatu faktor pembobot tertentu yang analog dengan  tegangan sinopsis, dan kemudian semua masukan terbobot itu dijumlahkan untuk  menentukan tingkat aktivitas suatu neuron. Perhitungan sekelompok neuron dalam  jaringan yang menghasilkan keluaran N merupakan perkalian matriks sederhana,  artinya N = X.W dimana N dan X merupakan vektor baris.
 Gambar  3   Jaringan Syaraf Tiruan Umpan Maju dengan Proses Umpan Balik.
               Pada gambar di atas ditunjukkan serangkaian masukan dengan nama x1,  x2,....,xn yang dilakukan pada suatu neuron tiruan,  Masukan masukan ini secara bersama-sama teracu sebagai vektor X yang bersesuaian  dengan sinyal masuk ke dalam sinopsis neuron biologis. Setiap sinyal dikalikan  dengan suatu pembobot w1, w2,...,wn sebelum  masuk ke blok penjumlahan yang berlabel. Setiap faktor pembobot bersesuaian  dengan “tegangan” (“strength”) penghubung sinapsis biologis tunggal.  Faktor-faktor pembobot ini secara bersama-sama teracu sebagau vektor W. Blok  penjumlahan yang kurang lebih bersesuaian dengan badan sel biologis,  menjumlahkan semua masukan terbobot secara aljabar dan menghasilkan sebuah  keluaran (output) yang kita sebut NET. 
JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS TUNGGAL
               Sebuah  neuron tunggal dapat membentuk fungsi deteksi berpola sederhana tertentu, namun  kemampuan perhitungan syaraf berasal dari hubungan antar neuron menjadi suatu  jaringan. Jaringan paling sederhana ditunjukkan oleh sekelompok neuron yang  tersusun dalam satu lapisan (single layer) dan keluaran yang bisa diperoleh  adalah perkalian matriks sederhana seperti yang sudah diterangkan sebelumnya.
 Gambar 2.   Jaringan Syaraf Tiruan dengan 2 hidden layer
                Secara sederhana  setiap neuron menghasilkan keluaran dari jumlah masukan terbobot pada jaringan.  Pembobot dinyatakan berupa elemen-elemen matriks W dengan dimensi matriks adalah  m baris dan n kolom, dimana m merupakan jumlah masukan dan, menunjukkan jumlah  neuron. Konsep dasar single layer di atas mengilhami para pakar untuk  membangun jaringan syaraf tiruan multi layer yang ditunjukkan gambar di atas.
               Secara biologis gambar di atas menyerupai bangun sel-sel yang  sebenarnya. Keluaran (output) dari tiap lapisan sebelumnya merupakan masukan  bagi lapisan di mukanya. Dengan jumlah besar jaringan syaraf tiruan memiliki  sifat fault-tolerant, yakni kerusakan pada sedikit atau sebagian kecil  sel-sel dalam jaringan tidak akan banyak berpengaruh terhadap keluaran sistem  (Nelson, M. M. dan Illingwort, W.T. 1991).
               Model jaringan syaraf tiruan yang telah digambarkan di atas adalah  model yang non-recurrent, yaitu model tanpa umpan balik dari output ke  input, sedangkan sistem biologis menunjukkan sifat umpan balik. Oleh karena itu,  untuk menyempurnakan sistem jaringan syaraf tiruan dibuat umpan balik terhadap  bobot yang akan mempengaruhi lapisan pertama dan seterusnya sehingga dalam  “proses belajar” selalu diberikan harga bobot yang teriterasi sampai mencapai  suatu keadaan yang optimal. Model-model jaringan syaraf tiruan dengan umpan  balik telah dan masih menjadi penelitian utama dari Stephen Grossberg, Gail  Carpenter dan pakar jaringan syaraf tiruan lainnya.
 Gambar  3   Jaringan Syaraf Tiruan Umpan Maju dengan Proses Umpan Balik.
POLA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN
               Proses belajar suatu elemen pemroses mengandung arti bahwa elemen  pemroses itu, dengan cara tertentu, mengubah kelakuan masukan dan keluaran pada  saat memberikan respon terhadap masukan yang diterimanya. Keluaran suatu elemen  pemroses adalah hasil dari fungsi transfer terhadap jumlah total masukan yang  sudah diberi bobot. Bila kita masukkan nilai baru ke dalam sistem jaringan  syaraf tiruan dengan keluaran sistem sudah ditentukan, perlu dilakukan iterasi  untuk mencari nilai bobot baru dengan error yang juga sudah kita tentukan.  Dengan demikian sistem jaringan syaraf tiruan telah melalui proses belajar  terhadap nilai input yang baru kita masukkan. Iterasi yang terjadi akan  memperbaiki nilai bobot secara terus-menerus sampai diperoleh bobot yang  konvergen dengan keluaran yang sesuai dengan kehendak program.
PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN
 Pelatihan jaringan syaraf tiruan dilakukan dengan 2 cara, yaitu : cara  terbimbing (supervised), cara tak terbimbing(unsupervised). Pelatihan jaringan  syaraf tiruan secara terbimbing, artinya selama pelatihan jaringan syaraf tiruan   memiliki nilai masukan yang sudah diketahui hasil keluarannya, sehingga setelah  pelatihan berakhir akan diperoleh nilai bobot yang menghasilkan keluaran yang  benar. Pelatihan tak terbimbing (unsupervised) adalah pelatihan jaringan syaraf  tiruan dengan nilai masukan yang tidak diketahui terlebih dahulu nilai  keluarannya. Metode pelatihan ini bertujuan untuk melatih jaringan supaya  memberikan keluaran yang konsisten untuk suatu pola masukan tertentu.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar